Langsung ke konten utama

bedah novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin -Tere Liye, by Helda




 

Hai kawan-kawan, kali ini saya akan membedah salah satu novel karya Tere Liye yang berjudul “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”.novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang anak jalanan yang jatuh hati kepada malaikat keluarganya,langsung aja yuk kita lihat…^.^
No.
Unsur Teks
           Jawaban lengkap
Bukti halaman
1.
Tema
Romantis
katakanlah…apa kau mencintaiku?”(hal.254)
2.
Tokoh dan penokohan
·        Tania
(pintar,pantang menyerah)



·        Danar
(ramah,perhatian)





·        Dede
(cerdas,tampan)





·        Ratna
(cantik,baik,dan perhatian)







·        Ibu
(pekerja keras,pegertian)




·        2 orang satpam
(pekerja keras)


·        Anne
(teman yang baik)


·        Geng maggie
(ganjen)


 Aku lulus urutan kedua dari seluruh siswa di sekolah” (hal.77),
 Hidup harus tetap berlanjut dalam bentuk apapun.” (hal.160)

Dan tahukah kalian,saat kami naik bus yang sama untuk pulang seperti kemarin malam,seseorang itu berada disana.”(hal.25),
 ”Kamu seharusnya pakai sandal.”(hal.24), baik (hal.40)

 Dede ranking empat dikelas, meski tidak ikut ulangan umum karena sakit.”(hal.44),
you’re really handsome baby. So i think, all the girls wouldn’t mind seeing you around the flat.” Anne seperti mendapatkan sansak baru, menggoda adikku.” (hal.174)

 Kak Ratna amat cantik, rambutnya panjang, dan pakaiannya modis. Seperti artis-artis itu. Badannya wangi. Mukanya ber-make-up tipis. Cantik sekali.” (hal.39),
Matang, pengertian, mau mendengarkan, dan penyabar. Aku menelan ludah. Dalam beberapa hal, sifat baik itu ada pada kak Ratna, bukan padaku.” (hal.57)


seminggu kemudian Ibu mulai bekerja, menjadi tukang cuci di salah satu laundry mahasiswa.”  (hal.35),
 “tadi Ibu bilang jangan ganggu dia dengan berbagai pertanyaan. “Oom Danar lagi capek!” itu pesan Ibu.” (hal.47)

“hujan deras ini tidak mengganggu sedikit pun konsentrasi mereka. Mereka pekerja keras.” (hal.32)

“aku semakin tidak nyaman dengan perasaanku,dan siapa lagi yang menampung keluh kesah itu selain Anne”(hal.109)

“mereka malah iseng minta alamat e-mail dia,mau bertanya.Duh, benar benar geng cewek ganjen”.(hal.108)








3.
Alur
Campuran
Pada awal cerita pengarang menceritakan Tania yang sedang berada di toko buku, lalu mengingat kembali kenangan kenangannya yang dulu dari awal ia menjadi pengamen dan bertemu Danar sampai ia yang sekarang.
4.
Latar / setting

·        Latar tempat
(Rumah kardus Tania , toko buku favorit Danar , rumah sakit, pusara ibu, kontrakan Danar, flat Tania)












·        Latar waktu
(pagi hari.siang hari,sore hari,malam hari)
dan akhirnya sampailah kami kepada pilihan rumah kardus (hal.30),
lantai duatoko buku terbesar kota ini.Sudah setengah jam lebih aku terpekur berdiam diri disini.”(hal.104),
 “menyuruh kami mandi di kamar mandi rumah sakit “(hal.57),
“aku tersenyum sambil bersibak,agar mereka berdua bisa merapat ke pusara ibu” (hal.195),
 “sehati setelah ibu meninggal,aku dan adikku pinadg ke kontrakannya” (hal.67),  “ aku terkesima saat membuka pintu flat”(hal.147)



“besok pagi-pagi,ibu mengganti perban itu dengan lap dapur” (hal.24),
“kami makan siang di kantin mahasiswa”(hal.101),
“aku ingat sekali,sore hari minggu itu seperti biasa aku dan adikku pulang lebih lama dibandingkan anak-anak lain” (hal.38),
“malam-malam duduk didepan kontrakan berlalu percuma”(hal.37)
5.
Sudut pandang
Orang pertama pelaku utama karena menggunakan kata aku
aku mencintainya.Itulah semua perasaanku” (hal.154)

6.
Diksi dan gaya bahasa
·        Hiperbola



·        Personifikasi


·        Metafora

suara jutaan butir air yang menghujam bumi terdengar keras hingga ke dalam” (hal.13)

daun yang tak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya” (hal.154)

Bagian tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa ampun menghunjam kakiku yang sehelai pun tak beralas saat melewatinya”. (Hal. 22)
7.
Amanat
Dalam cerita ini memeberikan sebuah makna kehidupan yaitu bahwa cinta tak mesti harus memilki dilihat dari sudut pandang Tania yang mengikhlaskan Danar menikah dengan Ratna dan juga menceritakan bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha dilihat dari perjuangan Tania yang dulunya hanya menjadi seorang pengamen berkat kerja kerasnya ia pun berubah menjadi anak yang cantik dan sukses bahkan bisa bersekolah di luar negeri
“cinta tak harus memilki.Tak ada yang sempurna dalam hidup ini.Dia memang amat sempurna.Tabiatnya,kebaikannya,semuanya.Tetapi dia tidak sempurna” (hal.256)






NO.
Struktur Teks
Kutipan Kalimat Dalam Teks
Bukti Halaman
1.
Abstrak
Malam ini hujan turun lagi. Seperti malam-malam yang lalu.Menyenangkan.Mmebuat suasana di luar terlihat damai menentramkan.Tidak deras benar.Hanya gerimis.Itu pun jarang-jarang,tetapi cukup untuk membuat indah kerlip lampu.

Hal. 7
2.
Orientasi
Aku tahu aku cantik. Tubuhku proporsional. Rambut hitam legam nan panjang

Hal. 15

3.
Komplikasi
Namun,baru setengah jalan.Oh, Ibu,ada paku payung tergeletak di tenga-tengah bus.Aku tak tahu bagaimana paku payung tersebut ada di situ.Bagian tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa ampun seketika menghujam kakiku yang sehelai pun tak beralas saat melewatinya.orang-orang sekitar hanya satu-dua yang memperhatikanku.Aku mendadak takut melihatnya,terus mengaduh sakit.Pedih.Saat itulah seseorang itu menegur.Ya Tuhan! Seseorang itu menegurku….Itulah awal dari pertemuan kami.


Hal. 22-23
4.
Evaluasi
Namun, pertanyaan itu tidak pernah terkirim. Lebih tepatnya terlambat untuk dikirimkan.Esok malamnya e-mail Kak Ratna berdarah-darah.

Dear Tania,
Aku tak tahan lagi.Aku akhirnya bertanya,apakah dia masih mencintaiku.Apakah dia pernah…pernah mencintaiku! Dia hanya diam tak menggeleng. Tak mengangguk……



Hal. 228
5.
Resolusi
Demi membaca e-mail berdarah-darah itu, esoknya aku memutuskan pulang segera ke Jakarta. Ini masalah serius. Aku tidak bisa hanya berdiam diri. Aku adalah bagian dari keluarga mereka, dan aku berkepentingan untuk setidaknya bertanya. Hal itu jga pasti akan dilakukan Ibu kalau Ibu masih hidup.


Hal. 230
6.
Koda
Cinta tak harus memiliki. Tak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Dia memang amat sempurna. Tabiatnya, kebaikannya, semuanya. Tetapi dia tidak sempurna. Hanya cinta yang sempurna.

Hal. 256

Komentar